Kartubos - Ketua majelis hakim Dwiarso Budi Santiarto menolak permintaan dari pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, pada persidangan kasus dugaan penodaan agama yang berlangsung di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa kemarin.
Ceritanya adalah Saat Habib Rizieq sebagai saksi ahli agama kemarin, dirinya ingin sekali memberikan tulisan dan dua keping CD kepada majelis hakim sebagai bukti. "Saya ingin menambahkan, bahwa Ini ada tulisan di buku yang jumlahnya empat halaman yang belum disampaikan di dalam BAP (berita acara pemeriksaan)," kata dia kepada Dwiarso.
Selain itu, Rizieq Shihab juga ingin menyerahkan penjelasan mengenai ayat-ayat Al Quran yang sudah melarang umat Islam untuk memilih pemimpin non-Muslim. Serta, dia juga menyerahkan dua keping CD yang didalamnya berisi rekaman dugaan penodaan agama yang dilakukan oleh terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Kaset CD yang pertama wawancara terdakwa di Al-Jazeera TV. Yang bersangkutan itu, menyatakan tidak kapok dan tidak jera untuk menyatakan hal itu berkali-kali di Kepulauan Seribu. Kemudian, didalam video tertera surat Al Maidah ayat 51 yang dijadikan lelucon di dalam rapat Pemprov DKI Jakarta. Ini yang mau saya sampaikan," ujar Rizieq.
Saat sedang menjawab soal itu, maka Dwiarso langsung mempersilakan Habib Rizieq menyampaikan tulisannya. Namun, Dwiarso juga menolak mentah-mentah permintaan Rizieq yang ingin menyerahkan dua keping kaset CD tersebut. "Mengenai dua keping CD itu, saya kira sudah ada di dalam video tersebut di YouTube, Aku sudah melihatnya dan saya kira ini bisa dijadikan sebagai pengetahuan umum saja. Cuma nantinya, kami akan melakukan pertimbangan lagi atau tidak, karena hal itu semuanya tergantung di tangan majelis hakim," kata Dwiarso.
Akibat itu, maka suasana di ruang persidangan yang hening mendadak menjadi riuh.
