Ini Perbedaan Sikap FPI Ketika Ahok dan Hary Tanoe Menjadi Tersangka

     Berita Terbaru - Sekretaris DPD Front Pembela Islam (FPI) Habib Nobel Bamukmin menilai, penyebutan tersangka terhadap Ketua Umum dari Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (Hary Tanoe) dalam kasus SMS kepada Jaksa Agung bernama Yulianto dengan kepentingan politik.

     Apa yang dilakukan oleh Jaksa Agung tidak lebih hanya upaya untuk menjegal lawan-lawan politiknya. Habib Nobel Bamukmin kepada wartawan BeritaJitu mengatakan : "Saya sudah melihat semuanya tentang hal ini, karena hal itu tersebut sangat sarat bermuatan politik. Apa yang dilakukan oleh Jaksa Agung dan kita sudah mengetahuinya siapa Jaksa Agung sebenarnya. Jaksa Agung itu dari partai mana? Dia itu mempunyai kepentingan untuk menjegal lawan politiknya pada tahun di 2019 mendatang."

     Tak hanya itu, Habib Nobel Bamukmin juga melihat ada aroma balas dendam dari pasca kemenangan pasangan yang didukung oleh partai besutan Hary Tanoe di pentas Pilkada DKI lalu.

     Oleh karenya, Nobel Bamukmin sangat menyayangkan Jaksa Agung yang berpendapat hal itu dengan menyebut seseorang sebagai tersangka. Nobel mengatakan, seharusnya Jaksa Agung itu melakukan proses hukum lebih mengedepankan asas praduga yang tidak bersalah. Karena Hary Tanoe masih sebagai saksi.