Terungkap, BPOM Menemukan 3 Merek Mie Instan Mengandung Babi

     Berita Terbaru - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia telah menemukan tiga produk mie instan asal Korea yang mengandung babi. Ketiga merek itu terdiri dari Samyang, Nongshim, dan Ottogi. Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DKI Jakarta bernama Dewi Prawitasari mengatakan, dirinya membenarkan bahwa mie yang mengandung babi tersebut, setelah di uji dari hasil pengawasan BPOM. Pada hari Minggu (18/6/2017).

     Kemudian mie yang mengandung babi itu terungkap dari Surat peredaran BPOM bernomor IN.08.04.532.06.17.2432 untuk Kepala Balai Besar POM seluruh Indonesia. Hasil pengujian laboratorium itu menunjukkan ketiga merek mi instan positif mengandung fragmen DNA spesifik babi. Karena mie tersebut tidak tercantum peringatan yang berlabel 'Mengandung Babi.

     Menurut Dewi, mie tersebut tidak dijelaskan daerah mana saja telah ditemukan mie dengan kandungan babi. Oleh karenanya, hal ini belum tentu ditemukan di semua provinsi di negara Indonesia. Khusus Jakarta, pihaknya mengaku belum melakukan pengecekan, karena mereka baru saja menerima perintah. Jadi pada hari Senin akan di lakukan pengecekan mie instan asal Korea.

     Surat ini memerintahkan untuk menarik ketiga produk mie instan yang mengandung babi terhitung pada hari Kamis (15/6) lalu. Dan BPOM sudah memerintahkan para importir untuk melakukan penarikan produk-produk dari peredaran.

     Surat BPOM itu di tulis dengan kata : "Kami informasikan bahwa target pemantauan ini di lakukan di sarana distribusi retail yang menjual produk termasuk diantaranya importir distributor, toko, supermarket, hypermarket, pasar tradisional atau sarana yang sering melakukan pelanggaran di wilayah kerja saudara masing-masing."

(Baca Berita Indonesia : Anggota TNI Disabit Oleh Rombongan Sahur on The Road, Gara-gara ini...)

     Namun demikian, BPOM Jakarta akan menyasar importir dan distributor yang menyalurkan mie instan asal Korea tersebut. Mereka juga tidak berkunjung ke toko, tapi sebagai kewajiban importir penyalur untuk melakukan penarikan saja.